Pernahkan Anda menggunakan atau mengetahui teknologi yang bernama text-to-voice atau yang sering disebut dengan text-to-speech? Canggihnya teknologi saat ini makin memudahkan pekerjaan manusia salah satunya dengan hadirnya text-to-voice atau text-to-speech technology. Singkatnya, teknologi ini dapat diartikan sebagai sistem yang dapat dengan mudah mengubah teks menjadi suara atau audio formats (converts text to voice) atau sebaliknya secara otomatis dengan bantuan kecerdasan buatan atau conversational AI.
Mungkin banyak orang yang menganggap teknologi ini asing dan jarang digunakan. Namun, sebenarnya teknologi ini sudah sering digunakan di berbagai kalangan industri salah satunya pada industri kreatif. Teknologi ini menjadi salah satu kemudahan untuk pekerja kreatif dalam meminimalisir pekerjaan mereka saat ingin mengubah suara menjadi sebuah text file atau bahkan sebaliknya mengubah text files menjadi audio files (converts text to voice).
Lalu, apa itu Text-to-Voice atau Text-to-Speech? Yuk, kenalan lebih dekat dengan teknologi yang satu ini!
Text-to-voice atau yang sering dikenal dengan sebutan text-to-speech (TTS) merupakan sebuah proses sistem pemodelan bahasa alami yang dapat mengubah satuan teks menjadi satuan suara atau audio dan bisa sebaliknya menjadi voice to text atau speech to text. Bisanya kita dapat menemukan teknologi ini pada layanan otomatis melalui telepon call center atau Interactive Voice Response (IVR) atau bahkan Anda sering menemukan fitur text to speech online pada internet. IVR biasanya menggunakan rekaman kata atau kalimat yang direkam secara utuh lalu diterjemahkan menjadi sebuah rekaman audio yang dapat di-convert menjadi dokumen mp3 file. Text-to-voice tidak hanya dapat memproduksi suara manusia saja (natural network or human-sounding voices). Namun, Anda juga bisa menirukan dengan berbagai karakter suara (choose the voice or selected voice) seperti suara kartun, disesuaikan dengan berbagai bahasa, atau bahkan dapat menggunakan suara dari brand voice bisnis Anda sendiri. Sistem text-to-voice ini tentu tidak bisa bekerja dengan maksimal tanpa dukungan kecanggihan teknologi berbasis artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Dengan teknologi ini sistem akan lebih mudah dalam mengonversi teks yang kompleks sekalipun. Bukan cuma itu, sistem text to voice ini juga mengadopsi teknologi Natural Language Processing (NLP) sehingga ouput yang dihasilkan lebih terkesan natural dan tidak terdengar sepeti berbicara dengan bot atau robot. Selain memudahkan pekerjaan manusia, teknologi ini digadang dapat menurunkan pengeluaran sebuah bisnis (reduce cost).
Baca Juga: Mengenal Customer Satisfaction, Manfaat Serta Cara Mengukur
Untuk mengubah teks menjadi suara atau audio, sistem text-to-voice atau text to speech setidaknya melewati beberapa bagian besar langkah kerjanya, antara lain:
Dalam fase ini, sistem diharuskan mempelajari lalu mengubah seluruh teks yang disediakan menjadi kata-kata yang baku. Dalam sistem ini, machine learning juga turut mengubah teks seperti angka, simbol, dan singkatan lainnya menjadi sebuah kata yang lebih dapat dimengerti untuk menuju proses selanjutnya. Setelah semua teks sudah diubah dan dipelajari, proses selanjutnya adalah membagi kata-kata tersebut menjadi frase-frase yang berbeda. Dalam proses ini machine learning akan mencocokan dengan intonasi dari kata demi kata.
Setelah langkah pertama selesai dan membagi menjadi frase-fease, machine learning akan mengelaborasi kamus bawaan sebagai rujukan untuk mengoreksi pengucapan serta intonasi. Proses ini disebut dengan proses fonem atau phoneme processing. Merujuk dari Wikipedia, fonem sendiri diartikan sebagai salah satu istilah linguistik yang merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa dan masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Pada proses text to phoneme, bagian konverter teks ke fonem bertugas mengubah input tulisan menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang umumnya direpresentasikan dengan kode fonem, durasi, serta pitchnya (voice generation). Selanjutnya pada proses phoneme to speech (bagian konverter fonem ke ucapan) akan menerima kode-kode fonem, durasi, dan pitch tersebut, dan menghasilkan gelombang sinyal ucapan sesuai dengan kalimat yang diinginkan. Selama proses ini, sistem mengidentifikasi setiap kata melalui unit yang beragam, kemudian dirangkum dengan penyusunan intonasi utuh menggunakan data dari tiap kata dan kalimat yang fonemnya telah diidentifikasi.
Tahap terakhir dalam rangkaian ini adalah proses membaca hasil analisis teks melalui sebuah model akustik. Pada tahap ini sistem akan membentu kolerasi dengan fonem di dalam kalimat dengan suara yang cocok dan diakhiri dengan pemberian intonasi agar terkesan lebih natural. Sistem digabungkan dengan pembangkit gelombang (wave generator) untuk menciptakan suara manusia (voice user interface).
Dengan adanya teknologi ini tentu membantu banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini penggunaan teknologi text to voice juga sudah sering digunakan dalam berbagai jenis kalangan bisnis. Berikut adalah beberapa pemanfaatan dari text to voice yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari:
Pernahkan kalian menemukan suatu konten di mana suara yang digunakan berasal dari suaran Google Translate atau aplikasi lainnya? Nah, inilah salah satu contoh dalam penerapan text to voice atau text to speech. Jika kalian ingin melakukan voice over tapi tidak ingin menggunakan suara asli kalian, Anda dapat menggunakan teknologi text to voice ini sebagai alat bantunya. Caranya cukup mudah, kalian hanya perlu menulis skrip lalu tempelkan pada Google Translate dan rekam ucapan tersebut menggunakan recorder yang tersedia.
Apakah Anda pernah kesulitan dalam membaca sebuah buku elektronik atau e-book? Dengan terknologi text to voice Anda tidak perlu repot lagi dalam membaca buku tersebut apalagi jika bacaan yang ingin Anda baca tergolong panjang dan padat. Anda cukup mengaktifkan fitur text to speech sehingga Anda cukup mendengarkan ucapan dari audio dan Anda juga mengatur kecapatan dalam membacanya. Selain itu, fitur ini bisa menjadi alat bantu disabilitas yang memiliki kendala untuk membaca suatu bacaan.
Text to Speech juga bisa dimanfaatkan sebagai pengganti pengisi suara pada fasilitas publik. Misalnya saja saat kalian berada di suatu tempat atau transportasi umum yang memberikan informasi waktu saat itu, biasanya suara yang digunakan merupakan hasil dari teknologi text to voice atau text to speech.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa teknologi ini bisa membantu pelayanan bisnis Anda lebih optimal dan lebih maju lagi. Anda dapat mencoba fitur text-to-voice dari Kata.ai yaitu Kata Voice. Kata Voice memungkinkan Anda menambahkan chatbot berbasis suara ke aplikasi yang ada, sehingga Anda dapat melayani pelanggan dengan lebih baik dan optimalkan dukungan untuk pelanggan dan produktivitas agen sekaligus. Sebagai perusahaan conversational AI terkemuka di Indonesia, Kata.ai menyediakan solusi text to voice untuk berbagai kebutuhan.